b:include data='blog' name='all-head-content'/> Sepercik bahagia dalam penat Pernak-pernik Hidup: Sepercik bahagia dalam penat

Rabu, 23 Mei 2012

Sepercik bahagia dalam penat


Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menghilangkan penat dikepalanya, atau memberikan reward untuk dirinya sendiri. Karena manusia bukan robot yang tidak mempunyai hati dan perasaan sehingga tidak bisa merasakan bagaimana lelah dan penatnya berpikir. Seperti halnya juga saya, karena saya manusia maka saya memiliki perasaan, penat, jenuh, cape, stress, pokoknya semua perasaan yang orang-orang rasakan saya pun mengalaminya. Biasanya bila sedang jenuh atau penat dari aktivitas sehari-hari, ngampus kerja – ngampus kerja itu dan itu saja saya akan mencari tempat yang sunyi untuk merenung. Karena dalam kesunyian tumbuh subur suatu perenungan yang akan menghasilkan pengharapan tentu saja harapan yang lebih baik untuk diri sendiri. tempat yang biasa dituju pantai, sawah, hutang, gunung atau diam dikamar sendiri sambil membaca novel atau pun puasa berbicara seharian tidak berinteraksi dengan orang-orang luar. Itu cara saya, memang sedikit aneh ketika saya diam dikamar sendiri tidak berbicara pada siapapun bahkan handpone saya matikan. Terkesan egois, dan tidak mementingkan orang lain. Tapi kadang-kadang saya butuh waktu untuk sendiri bertapa dalam kamar,  hanya makan, mandi, sholat, baca  buku, corat-coret, tidur dan diam sampai sepanjang malam.
Tapi kepenatan saya kali ini membawa saya kesudut kota yang ramai, iya mngunjungi salah satu saudara saya yang berkerja di kota. Saya tak mengerti pada diri sendiri, seharusnya saya mencari tempat yang sepi tidak banyak orang dan ramai lalu lalang. Tapi pada kenyataannya kepenatan dikepala saya lebih bisa lumer dan hilang ketika saya tertawa bersama bercanda dengan saudara kandung saya berbicara ngalor ngidul kesana kemari., berjalan-jalan di Mall-mall berdua, tertawa, berkomentar tentang cowok-cowok yang kita perhatikan atau tentang apa saja yang menarik perhatian. Maklum kita  memang jarang bertemu, dan kedatangan saya ketempatnya ternyata sangat dinantikannnya dan cukup mengobati kerinduannya pada kampung halaman terutama ayah dan ibu. Saya begitu spesial dimatanya, maka hari itu saya dijadikan ratu dikediamannya. Apa saja dilakukan dan diberikan, dan alangkah bahagianya saya ketika melihat saudara kandung saya tertawa bahagia antusias bercerita mengenai pengalamnnya  juga kampung halamannya.
Kali ini kepenatan saya membawa kebahagian untuk seseorang yang merindukan kampung halaman. Dan tempat sunyi tak selamanya melumerkan bongkahan-bongkahan penat dikepala, sementara tempat ramai kadang bisa juga dijadikan tempat pelarian untuk mencari sebentuk cerita bahagia. Itu menurut saya dan saya bahagia tiada terkira.

1 komentar: